السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Islam mengajarkan
prinsip-prinsip kehidupan kepada manusia. Islam mengajarkan manusia
bagaimana menjalani kehidupannya sebagai wakil Tuhan di dunia dalam
berbagai aspek kehidupan. Mulai dari masalah yang besar, sampai masalah
yang kecil-kecil. Namun, apa yang dijelaskan Allah dalam Al-Quran
hanyalah prinsip-prinsipnya saja.
Beberapa
teknis kemudian dijelaskan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Namun,
setelah kewafatan Nabi maka tonggak ajaran Islam dipegang oleh para
ulama setelahnya.
Ulama adalah pewaris Nabi
dalam masalah agama. Ungkapan tersebut adalah hadits nabi, maka
selayaknyalah seorang muslim mengambil ilmu dari para ulama. Berikut ini
adab masuk toilet/jamban menurut Imam Abi Hamid Muhammad bin Muhammad
Al-Ghazali.
Hendaknya setiap orang muslim yang hendak masuk toilet/jamban melakukan hal-hal di bawah ini:
A. Jika buang air di WC/Toilet
1. Mendahulukan kaki kiri ketika hendak masuk ke toilet/jamban dan mendahulukan kaki kanan ketika keluar.
2. Jangan membawa sesuatu yang di dalamnya adala Asma Allah dan Nabi/Rasulnya.
3. Hendaknya masuk dalam kondisi kepala memakai penutup (kopiah atau sejenisnya) dan memakai alas kaki.
4. Ketika hendak masuk (di depan pintu toilet) membaca doa berikut ini:
بِسْمِ اللهِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الرِّجْسِ النَّجْسِ الْخَبِيْثِ الْنُخْبِثِ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
Artinya:
Dengan
menyebut nama Allah aku berlindung kepada Allah dari kotoran yang
menjijikkan dan keburukan yang menjatuhkan manusia dalam keburukan yaitu
Syaitan yang terkutuk
5. Ketika hendak keluar membaca doa berikut (dalam hati):
غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ للهِ الَّذِى أَذْهَبَ عَنِّى مَايُؤَذِّنِى وَأَبْقَى فِيْمَا يَنْفَعُنِى
Artinya:
Aku
memohon ampunan kepadamu ya Allah dengan dengan sifat maha pengamounmu.
Segala puji hanya milik Allah yang telah menghilangkan sesuatu yang
berbahaya dariku dan menyisakan apa yang bermanfaat bagiku.
6. Hendaknya (tidak wajib) menyediakan (membawa) 3 (tiga) batu sebagai alat istinja (cebok) sebelum menggunakan air.
Mungkin
batu adalah alat yang digunakan di masa itu. Masa ketika Imam
Al-Ghazali menulis kitabnya. Namun untuk saat ini mungkin bisa diganti
dengan tisu sebagaimana kebiasaan orang barat. Hanya saja, jika
kebiasaan orang barat adalah menggunakan kertas tisu saja, maka Islam
menganjurkan penggunaan air setelah menggunakan batu atau tisu untuk
istinja.
7. Tidak boleh beristinja (cebok) di dalam tempat air (bak mandi) tempat istinja’ melainkan harus disiram di luar bak mandi.
8.
Menuntaskan buang air (kecil) dengan berdehem 3 (tiga) kali dan memijat
kemaluan 3 (tiga) kali. Maksudnya untuk memastikan dan supaya semua
kotoran keluar dari tubuh.
9. Menggunakan tangan kiri untuk membersihkan kotoran pada kemaluan. Dan menggunakan tangna kanan untuk menyiramkan air.
B. Buang air di tempat agak terbuka (bukan di toilet)
1.
Memilih tempat yang jauh dari keramaian dan menghindari sebisa mungkin
dari kemungkinan dilihat orang. Gunakan penutup/pelindung yang aman.
2. Menutupi aurat ketika sedang buang air.
3. Jangan menghadap matahari maupun bulan dan juga membelakangi keduanya.
4. Tidak menghadap kiblat saat buang air dan juga tidak membelakanginya.
5. Jangan berbicara ketika sedang buang air.
6. Tidak buang air di tempat-tempat sebagai berikut:
a. Air yang menggenang (diam, tidak mengalir)
b. Di bawah pohon yang berbuah
c. Pada batu
d. Tanah yang basah
e. Tempat di mana angin bertiup kencang
7. Tidak boleh kencing dengan berdiri kecuali dalam kondisi darurat.
8.
Menggunakan batu atau tisu yang disusul kemudian dengan air dalam
beristinja (cebok). Jika harus memilih maka pilihlah air sebagai alat
istinja. Namun jikalau memilih batu atau tisu sebagai alat pembersih
maka pakailah batu atau tisu dengan agak banyak.
9. Gunakanlah tangan kiri saat membersihkan kemaluan dari kotoran.
C. Ketika selesai buang air (baik di toilet maupun tidak)
1. Membaca doa sebagaimana berikut:
أَللهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِى مِنَ النِّفَاقِ وَحَصِّنْ فَرْجِى مِنَ الْفَوَخِشِ.
Artinya:
Ya Allah bersihkanlah hatiku dari sifat munafik dan jagalah kemaulanku dari berbagai kejelekan
2.
Mengusapkan tangan kiri yang dipakai membersihkan kemaluan dari kotoran
pada tanah. Di masa itu mungkin sabun belum ditemukan. Namun saat ini
karena sudah ada sabun bisa dipakai untuk menggantikan pengusapan tangan
pada tanah.
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa man waalaah.
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sumber:
Kitab Bidayah Hidayah oleh Imam Al-Ghazali.
Kitab Maraqil Ubudiyyah Syarah Bidayah oleh Syaikh Nawawi Banten.
Post A Comment:
0 comments: